Hot Topic Nasional

Lurah Serangan : Suara Kami Sebaiknya Didengar, Sebelum Ambil Keputusan

channel9.id- Denpasar. Rencana pembangunan tersus LNG Sidakarya yang akan disertai dengan penataan kawasan desa penyangga sangat dinanti-nanti oleh para warga desa di sekitarnya. Hal tersebut disampaikan oleh I Wayan Karma, Lurah Desa Serangan kepada media (12/06), ia menyampaikan bahwa wilayah desa yang terdampak seperti halnya Desa Serangan sangat membutuhkan penataan kawasan.

“Kami ini kan desa wisata sekaligus nelayan, dermaga pelabuhan serangan sudah perlu dilakukan revitalisasi, dan kelompok-kelompok nelayan juga membutuhkan bantuan,”jelasnya.

Menurutnya  Terminal LNG  yang akan  dibangun sekitar 500 meter dari zona pelabuhan, akan lebih baik buat masyarakat. Karena sudah disepakati adanya program harmonisasi yang didalamnya memberikan kemanfaatan. Namun jika Terminal LNG dibangun sejauh 4 kilometer tidak memberikan dampak apa-apa kepada masyarakat. “Itu kan alur laut dan zona tangkap, nanti nelayan-nelayan kita cari ikan dimana,”ujar Wayan Karma.

Dirinya mengaku tidak paham soal teknis, hanya melihat dan akan merasakan imbasnya sejauh mana kepada masyarakat “ Saya ngga paham soal teknis, pasti nanti ada kajian, namun saya melihatnya adalah bagaimana nanti imbasnya ke masyarakat, meskipun itu ditengah laut tetap ada dampaknya, terutama untuk alur pelayaran dan nelayan,”tambahnya. Kalau ditengah laut akan banyak kapal-kapal yang akan terganggu.

Terkait adanya Bali Turtle yang mungkin akan terganggu, pihaknya hanya mempertanyakan kenapa dua industri ini tidak saling bersinergi saja. Kawasan Bali Turtle sudah melakukan penataan kawasan, sedangkan desa sekitarnya seperti Serangan dan lain-lain belum ada penataan kawasan. “Kalau sama-sama di tata kan enak, berdampingan untuk semakin mengembangkan kawasan wisata secara keseluruhan di selatan Denpasar,”jelasnya.

Sebagai warga pihaknya akan senang, karena bisa mengembangkan sektor pariwisata dan perikanan dengan lebih baik lagi. Sebagai bagian dari pemerintahan, Ia ikut yang diputuskan oleh pemerintah.

“Pemprov Bali dan Pemkot Denpasar sudah melakukan sosialisasi untuk pelaksanaan pembangunan Terminal, masyarakat sudah setuju harusnya tinggal realisasi, tapi kenapa kemudian ada perubahan,”ujarnya. Ia memberikan masukan seharusnya pemerintah pusat mengajak bicara, Pemerintahan di Bali dan suara-suara masyarakat sebelum membuat keputusan.

Mayoritas warga Serangan mendapatkan penghasilan dari bidang pariwisata dan nelayan, karena itu mereka sangat membutuhkan agar lingkungan mereka ditata lebih baik lagi. Jika nantinya material pengerukan terminal LNG untuk membuat jogging track, lahan parkir dan juga  menata pantai, maka akan mendorong pariwisata di Serangan lebih berkembang lagi. “Usaha kuliner berkembang, pantai semakin luas, sehingga bisa untuk diving dan sebagainya, ini akan berdampak sangat baik bagi warga desa Serangan,”tambahnya.

Demikian pula dengan nelayan, mereka sangat berharap dengan perluasan pelabuhan Serangan, karena akan lebih memudahkan untuk arus keluar masuk kapal-kapal nelayan. “Kelompok-kelompok nelayan yang ada di Serangan juga berharap bisa kerjasama dengan Tersus LNG untuk bisa memanfaatkan cold storage, menyimpan hasil tangkapan ikan agar tetap fresh,”ujarnya. Tinggal diatur saja kerjasamanya sehingga sama-sama menguntungkan.

Selain itu mereka juga berharap bisa mendapatkan jaringan gas elpiji dan Tersus LNG, untuk rumah-rumah dan restoran yang ada di sekitar desa Serangan. Selama ini mereka menggunakan tabung gas 3 kg untuk rumahan, dan 12 kg untuk usaha restoran. “Namun kadang-kadang mengalami kelangkaaan, karena itu mereka berharap untuk bisa mendapatkan kerjasama dengan tersus LNG dengan harga yang disepakati bersama,”tambahnya.

Inilah yang menjadi sederet harapan bagi warga jika nanti Tersus LNG dibangun, mereka tidak hanya menjadi penonton, namun ikut menikmati dan merasakan langsung dampaknya. “Segi negatif tentu saja ada, namun kita berharap agar sisi positifnya lebih dominan, yang penting ada sinergi ya, antara pemerintah, kalangan swasta dan masyarakat,”pungkasnya.

Baca Juga :Ida Bagus Setiawan : Topang Pariwisata, Bali Butuh Energi Bersih

Baca Juga :Dibuat Bingung Dengan Rekomendasi Kemenko Marves, Warga Desa Adat Ngadu Ke DPRD Bali

Baca Juga :

Baca Juga :Soal Tersus LNG Denpasar, Sebaiknya Terintegrasi Dengan Penataan Kawasan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

35  +    =  44